Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan

Dalam Tauhid

Tauhid Al-Asma' was-Sifat :




Hanya milik Allah nama-nama yang paling baik, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran mengenai nama-nama-Nya." (Al-A'raf: 180)




Imam Ahmad berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.




Tauhid Uluhiyah :




" dan tiadalah kami utus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya " Bahwasanya tiada tuhan yang hak melaikan Aku, maka sembahlah Aku " ( Q.S. Al - Anbiya 25 )




Rasulullah bersabda " ajak mereka pada bersaksi bahwa tiada tuhan selian Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, maka bila mereka mengikuti kabarkan kepada mereka bahwa mereka berkewajiban melaksankan shalat lima waktu dan sehari semalam.




Tauhid Rububiyah :




" katakanlah: "Siapa yang member kamu rizki dari langit dan bumi, atau Siapakah yang kuasa ( mencitakan ) pendengaran dan penglihatan dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan ynag mati dari yang hidup dan mengatur segala urusan ? Maka mereka akan berkata "Allah", maka katakanlah " mengapa kamu tidak bertaqwa kepada Allah "?( Q.S Yunus, 31 )




Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda," Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani dan Majusi",
(HR.Bukhari dan Muslim).




Tauhid Dzat :







"Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." (Qs. Thaha [20]: 110)




Amirul Mukminin 'Ali as bersabda, "Semua makhluk mustahil meliputi Tuhan dengan ilmu, karena Dia meletakkan tirai di atas mata hati, tak satupun pikiran yang mampu menjangkau dzat-Nya dan tak ada satu

hatipun yang bisa menggambarkan batasan-Nya, oleh karena itu, jangan kalian menyifati-Nya kecuali dengan sifat-sifat yang diperkenalkan oleh-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar