Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan

  La Tahzan Allahuma’ana..

‘Jangan bersedih Allah bersamakita’. Kalimat tersebut berkali-kali Allah sebutkan dalam Al-Qur’an. Inilah kata motivasi yang paling hakiki. Allah ingin umatnya sangat yakin bahwa hanya bersama Allahlah dan bersandar padaNya semua masalah akan berakhir. Tidak ada satupun masalah yang tak ada solusinya. Proses apapun yang dilalui untuk mendapatkan solusi dari masalah itu akan diperhitungkan sebagai amal ibadah bila ikhlas menerima dan menjalaninya. Itulah kemahaadilan Allah.

Tak ada sedikitpun Allah ingin melihat umatnya bersedih dan menderita. Balasan yang baik pasti kebaikan. Bahkan kejelekan pun tak dianggap kejelekan bila belum dilakukan. Tapi kebaikan telah dianggap kebaikan walau hanya berupa lintasan pikiran. Keyakinan Allah bersama kita akan membangkitkan semangat yang luar biasa. Kelumpuhan, ketidaksempurnaan fisik tidak akan menjadi penghalang untuk meraih cita-cita mulia berada di jalan yang diridhoi-Nya. 
‘Man jadda wa jadda’ (siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan mendapatkannya), itulah kata mutiara yang juga akan membawa hakikat semangat hidup lebih hidup. Allah pasti tahu apa saja yang telah dilakukan oleh umatnya. Tak ada satu perbuatan pun yang luput dari penglihatan Allah. Allah tak akan pernah ingkar janji. Bila tidak sekarang, mungkin nanti setiap do’a itu akan terkabulkan. Bilapun tidak di dunia, Insya Allah di akhirat nanti do’a-do’a itu akan melindungi diri dari siksa neraka yang maha perih.

Semua Sama di Hadapan Allah Manusia kadang masih menempatkan manusia lainnya dalam kotak-kotak yang berbungkus kelas, harta, kecantikan, kecerdasan, dan lain-lain. Tapi Allah tidak. Semua manusia sama di hadapan Allah. Hal yang membedakan hanyalah amal perbuatannya. Keadilan ini akan membuat orang selalu berpikir bahwa tiada artinya kecantikan fisik bila hati dan jiwa tak terselimuti dengan kecantikan juga. Allah tak pernah memandang kecantikan sebagai sesuatu yang akan menempatkan si cantik di surga bila tak memenuhi syarat ketaqwaan.

Allah Benci Kesombongan. Bila sudah merasa sering beribadah lalu berpikir bahwa dirinya lebih alim daripada orang lain, maka terimalah siksaan dari Allah. Allah benci sekali kesombongan apapun bentuk dan berapapun kadarnya. Hanya Allahlah yang berhak untuk sombong. Kesombongan masih diperbolehkan bila berniat memberi pelajaran bagi orang-orang yang sombong. Kesadaran tidak boleh sombong ini akan membuat umat Islam selalu merasa belum mempunyai apa-apa dan tidak akan memandang orang lain dengan mata merendahkan dan meremehkan. Tidak ada yang tahu apakah amal ibadah kita akan diterima 100%.

Hanya keyakinanlah yang membuat kita percaya bahwa perbuatan baik kita akan dinilai baik oleh Allah. Jadi bila ada pendosa, janganlah sesekali mengatakan bahwa pendosa itu pasti masuk neraka. Kita tidak tahu perjalanan hidup kita ke depan. Bahwa keistiqomahan itu harus selalu dijaga adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan. Bisa jadi orang baik sekarang akan menjadi mantan orang baik di akhir hidupnya. Sebaliknya bisa jadi pendosa sekarang akan menjadi orang alim di kemudian hari.
Jadi janganlah sombong dan merasa paling baik dan paling suci.